Pengolahan air limbah merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan. Air limbah yang diolah dengan baik akan berdampak pada lingkungan sekitar. Saat ini tersedia berbagai sistem pengolahan air limbah yang lebih canggih. Salah satunya adalah penerapan sistem Clarifier Lamella.
Lantas bagaimana cara kerja sistem pengolahan air limbah ini? Akankan sistem tersebut lebih canggih dalam mengolah air limbah dengan baik dibandingkan dengan sistem lainnya? Simak jawabannya pada ulasan artikel berikut ini!
Apa Itu Sistem Clarifier Lamella?
Sistem penjernih air limbah Lamella sering digunakan pada pengolahan air limbah oleh industri-industri. Lamella mejadi salah satu sistem yang paling efektif dalam mengolah limbah cair. Penerapan sistem ini menggunakan susunan pelat yang terbuat dari bahan tertentu.
Pengolahan air limbah dengan penjernih Lamella berfungsi sebagai alat yang memisahkan partikel-partikel yang tercampur dengan air atau yang disebut dengan limbah. Tak hanya itu, sistem Lamella ini juga berfungsi untuk menjernihkan air yang kurang berkualitas.
Oleh karena itu, penerapan sistem Lamella ini lebih efisien jika digunakan pada pengolahan air limbah. Hal ini karena pada pengolahan primer, sistem ini digunakan sebagai pengganti tangki pengendapan atau sedimentasi yang lebih baik.
Sistem Clarifier didesain khusus dengan teknologi yang canggih untuk menghasilkan kualitas air yang lebih bersih. Biasanya sering digunakan pada industri pertambangan, pengolahan air tanah, air sungai hingga air limbah perkotaan.
Cara Kerja Pengolahan Air Limbah dengan Sistem Clarifier Lamella
Pengolahan air dengan sistem Clarifier Lamella menggunakan prinsip pengaliran air di tempat yang telah dibuat dengan sedemikian rupa. Hal inilah yang menjadikan prosesnya jadi lebih sempurna. Berikut inilah cara kerjanya.
1. Penampungan awal
Proses pada Clarifier Lamella yang pertama adalah penampungan awal. Pada proses ini akan mengalirkan air limbah menuju wadah khusus. Pada tahap ini sekaligus menyaring kotoran tahap awal.
Pada penyaringan ini bisa dilakukan menggunakan screen filter yang dapat menyaring kotoran kasar sehingga mulai terpisah dengan air. Tak hanya itu, proses menetralisasi pH, oksidasi, heat exchanger pun juga dilakukan untuk mempermudah proses selanjutnya.
2. Penginjeksian bahan kimia
Tahap selanjutnya adalah melakukan injeksi bahan kimia agar mempermudah proses pengendapan. Bahan kimia yang diinjeksikan biasanya berupa koagulan dan flokulan.
Pemberian koagulan disebut dengan tahap koagulasi. Pada tahap ini biasanya terjadi pemecahan koloid, yaitu sebuah partikel yang saling berkaitan satu sama lain. Koloid ini akan menjadi tidak stabil saat di dalam air.
Bahan kimia koagulan yang dibutuhkan untuk melakukan proses tersebut diataranya adalah Tawas (Alum) Al2 (SO4)3 Ferro Sulfat (FeSO4), Poly Alumunium Chloride (PAC).
Sedangkan pada tahap flokuasi yaitu proses menggunakan zat polimer yang berfungsi untuk menggabungkan partikel-partikel kecil menjadi partikel yang lebih besar. polimer ini berperan sebagai lem yang dapat menyatukan partikel kecil tersebut. Dalam rumus kimia, flokulan diperoleh dari kombinasi monomer (acrylamide).
3. Pengadukan bahan kimia dan air
Proses penginjeksian bahan kimia pada tahap koagulasi memiliki dosis 60 – 200 ppm atau dapat disesuaikan dengan jumlah limbah yang diolah. Setelah itu akan dilakukan pengadukan dengan air menggunakan alat canggih yaitu Static Mixer atau Agitator.
Sedangkan penginjeksian bahan kimia pada tahap flokuasi dengan memberikan dosis sebanyak 2 – 10 ppm. Proses pengadukan dengan air dilakukan lebih lambat menggunakan pipa pengaduk yang lambat pula.
4. Reaksi dengan bahan kimia
Apabila bahan kimia sudah tercampur dengan air maka proses pencampuran tersebut tidak bisa dilakukan dengan cepat. Dalam hal ini diperlkan beberapa waktu agar keduanya tercampur dengan sempurna. Ini disebut dengan “waktu tinggal”.
Proses menunggu ini merupakan hal yang penting. Karena nantinya akan mempengaruhi proses sedimentasi yang bekerja dengan maksimal. Jika waktu tinggal tersebut tidak sesuai maka hasilnya bisa jadi kurang sesuai. Yang paling penting adalah kesesuaian waktu tinggal.
Karena waktu tinggal yang terlalu lama akan menyebabkan pemborosan pada tempat dan pengeluaran biaya berlebihan.
5. Sedimentasi
Sedimentasi atau biasa disebut dengan pengendapan merupakan proses pengendapan akibat tekanan gaya gravitasi. Hal ini akan terjadi pengaliran air bersih ke atas melalui flok besar yang dijatuhkan ke bawah.
Tentu kemiringan gaya gravitasi ini menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Dengan kemiringan yang pas akan mempermudah proses pengendapan sehingga partikel ikut masuk ke dalam tangki.
6. Pembuangan lumpur
Proses pembuangan ini memastikan bahwa lumpur tidak ikut terbawa saluran air. Untuk hasil yang maksimal maka perlu dikalukan secara berkala.
7. Filtrasi dan sterilisasi
Pada tahap filtrasi sebenarnya sudha menghasilkan air yang bersih dan jernih. Namun terkadang sisa-sisa kotoran kecil masih ikut terbawa. Oleh karena itu harus dilakkan tahap filtrasi agar menghasilkan kualitas air yang lebih jernih.
Lalu pada tahap terakhir yaitu sterilisasi air. Setelah melalui tahap ini, air akan menjadi lebih bersih, jernih dan steril. Biasanya tahap sterilisasi menggunakan bahan kimia Ozone (O3), Klorin (Cl), Chlorin Dioxide (ClO2) dan ultraviolet.
Kelebihan Pengolahan Air dengan Sistem Lamella
Setelah mengetahui bagaimana cara kerja sistem Clarifier Lamella dalam pengolahan air limbah, Anda juga harus mengetahui apa saja kelebihan dari sistem ini. Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah sistem ini lebih tepat digunakan atau tidak.
Berikut inilah kelebihan sistem Clarifier Lamella:
- Kelebihan sistem Lamella yang pertama adalah mudah untuk dipasang. Sistem ini menggunakan Plate yang dapat dengan mudah di bongkar pasang. Bahkan saat mesin sedang beroperasi.
- Sistem Lamella tidak membutuhkan energi. Hal ini karena pada sistem ini tidak terdapat Plate yang bergerak secara mekanis. Kondisi tersebut dapat menghemat pengeluaran energi yang terjadi pada pengolahan air limbah.
- Pada sistem Clarifier Lamella menerapkan kemiringan Plate yang dipasang pada pengolahan air limbah. Dengan begitu akan menghasilkan area pengendapan yang lebih besar. Sehingga proses pengolahan tersebut menjadi lebih efisien.
- Pengolahan air yang menggunakan sistem Lamella dapat mengurangi pertumbuhan lumut. Meskipun perawatan sistem tersebut harus dilakukan secara rutin yaitu dengan cara membersihkannya. Namun secara umum sistem Lamella ini dapat mengurangi adanya lumut karena setiap prosesnya dilakukan di dalam.
- Kinerja sistem Lamella dapat ditingkatkan dengan memberikan tambahan zat kimia. Penambahan zat kimia seperti koagulan dan flokulan akan mengoptimalkan proses pengendapan.
Memilih Layanan Pengolahan Air Limbah dengan Sistem Lamella yang Tepat
Dalam penerapan sistem pengolahan air limbah yang tepat untuk kebutuhan industri, sebaiknya Anda memahami bagaimana kondisinya dengan baik. Apabila Anda ingin menerapkan sistem Clarifier Lamella ini, Anda harus mencari jasa kontraktor terpercaya seperti Tanindo.
Perusahaan yang satu ini akan membantu Anda dalam instalasi pengolahan air limbah dengan kapasitas yang bermacam-macam. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, Anda bisa menanyakan kepada customer service mereka. Dengan cara terlebih dahulu mengakses situs www.tan.co.id. Segera gunakan jasa TANINDO, kontraktor terpercaya di bidang pemasangan produk pengolahan air limbah yang terbaik. Segera hubungi mereka untuk kerjasama di bidang pengadaan clarifier Lamella sekarang!